Since 2010 - Cakes - Cookies - Catering
Polemik pagar laut sepanjang 30,16 km di Kabupaten Tangerang terus memanas. Meski bertujuan mencegah abrasi, proyek ini justru menimbulkan kritik tajam terkait legalitas, dampak lingkungan, dan dampaknya terhadap masyarakat nelayan.
Para ahli memberikan pandangan terkait masalah ini:
Dampak Ekologis
Prof. Dr. Bambang Setiawan, pakar lingkungan dari Universitas Indonesia, menyoroti dampak ekologis yang mungkin ditimbulkan:
"Pemasangan pagar laut tanpa studi ekologi yang memadai dapat merusak ekosistem laut, mengganggu migrasi ikan, dan mengubah aliran sedimentasi alami."
Gangguan Aktivitas Nelayan
Ir. Rina Kartikasari, seorang ahli tata ruang pesisir, menyatakan:
"Pagar ini membatasi akses nelayan tradisional ke laut, yang merupakan sumber utama mata pencaharian mereka. Solusi apa pun harus melibatkan komunitas lokal."
Aspek Legalitas
Menurut Dr. Ahmad Fauzan dari Hukum Tata Negara:
"Proyek semacam ini memerlukan izin lingkungan dan koordinasi antarinstansi, termasuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta pemerintah daerah. Ketiadaan izin menandakan pelanggaran serius."
Berbagai solusi telah diusulkan untuk menyelesaikan masalah ini:
Untuk memahami lebih jauh, tonton video berikut:
???? Klik untuk menonton: Tonton video di YouTube.
Polemik pagar laut di Tangerang menunjukkan pentingnya perencanaan yang matang, keterbukaan, dan keterlibatan masyarakat lokal dalam proyek-proyek besar. Dengan solusi berbasis lingkungan dan hukum yang tegas, polemik ini dapat diatasi secara berkelanjutan dan adil.